Meenurunkan AKI dan AKB melalui pembelajaran Gentle Birth.
12, Apr 2022 Estimasi baca < 5 Menit
Tenggarong, DinkesKukarNews - Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan maternal untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Hal ini merupakan prioritas utama pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional tahun 2020-2024 dan merupakan target Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus dicapai pada tahun 2030 sebesar 70/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Salah satunya dengan melakukan pembelajaran Gentle Birth di Yayasan Bumi Sehat, Gianyar Bali, selama 2 (Dua) hari pada tanggal 21-22 Maret 2022. Gentle birth adalah suatu proses melahirkan normal yang tenang dan damai sehingga rasa sakit ibu saat melahirkan bisa jauh lebih ringan. metode melahirkan gentle birth hadir untuk mengurangi keresahan dan ketakutan ibu dengan proses melahirkan yang menyakitkan. salah satu teknik yang digunakan dalam gentle birth adalah teknik rebozo. Rebozo adalah sebuah kata berasal dari bahasa Spanyol, artinya selendang atau syal. Selendang ini digunakan oleh para bidan untuk membantu kehamilan dan persalinan.Teknik rebozo mempunyai fungsi mengoptimalkan posisi bayi yang kerap terhambat oleh otot ligamen mama yang tegang. Dengan posisi yang lebih baik, janin diharapkan lebih mudah masuk panggul saat usia kehamilan 38 minggu.Teknik ini dilakukan dengan menggoyang goyangkan bagian abdomen dengan menggunakan rebozo. Teknik rebozo dapat membantu ibu hamil menjadi lebih rileks tanpa bantuan obat apapun. teknik ini sangatlah berguna ketika persalinan lama dan ibu mulai merasa tidak nyaman. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan untuk memberikan ruang ke bayi sehingga berada di posisi yang optimal. Bila melihat rasio kematian maternal di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2021 yang mencapai 1303/100.000 KH, maka potensi untuk menurunkan AKI hanya dapat dilakukan dengan upaya yang optimal dan melibatkan semua lintas sektor terkait. Data analisis kematian menunjukkan dengan melihat sebaran data distribusi perkelompok umur, paritas, jarak kehamilan dan jumlah persalinan, masih ditemukan adanya kasus kematian maternal yang terjadi pada kelompok-kelompok risiko tinggi yang seharusnya tidak hamil dan melahirkan. Berbagai hal sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam 8 tahun terakhir untuk menurunkan angka kematian maternal perinatal, neonatal, bayi dan balita yang masih cenderung berfluktuatif tinggi. Di mulai dengan kerjasama Universitas Adelaide Australia sejak tahun 2012 untuk melihat penyebab kasus kematian maternal melalui proses Audit Kematian Maternal, melakukan tindak lanjut perbaikan pelayanan kesehatan FKTP dan FKTRL melalui Home Visit maternal risiko tinggi/kompilkasi, optimalisasi penggunaan buku KIA, P4K, Amanat Persalinan, advokasi dan Pendampingan Rujukan, pembuatan tools Hotline, form Indeks Rujukan, Srikandie, Logbook Rujukan, Duck and Duckling serta membuat Feedback Group RS-Dinas Kesehatan untuk monitoring pasien pasca rawat jalan maupun rawat inap dengan komplikasi dan risiko tinggi. Selain itu, penguatan deteksi dini risiko tinggi tingkat FKTP dan jejaring juga dioptimalkan melalui pelaksanaan Manual Rujukan Maternal Neonatal (MR-MN) berbasis klasifikasi diagnosis dan berdasar klaster zona rujukan (zoba hilir, tengah dan hulu) untuk memudahkan alur rujukan dan penanganan. Implementasi MR-MN juga diperkuat dengan pelaksanaan form Indeks Rujukan oleh semua fasilitas pemberi layanan kesehatan maternal untuk membantu analisis kebutuhan rujukan secara tepat, penanganan awal gawat darurat serta stabilisasi pra rujukan melalui panduan Hotline rumah sakit sehingga tidak terjadi kasus keterlambatan yang berkontribusi dalam peningkatan rasio kasus kematian. Lebih ke hulu pencegahan kejadian eklamsia pada kehamilan juga diupayakan melalui penggunaan form Srikandie pada trimester awal kehamilan mengingat eklamsia adalah salah satu penyumbang besar kasus kematian. Pembelajaran kasus kematian melalui proses audit dilakukan untuk menemukan rekomendasi tindak lanjut/respon yang sesuai dan berguna untuk mencegah kematian yang sama dikemudian hari. In House Training, Retraining Pasca Pelatihan dan Magang Pemegang Program Kesehatan ke puskesmas dan rumah sakit adalah salah satu bentuk peningkatan kapasitas petugas dalam memberikan pelayanan terbaik bagi ibu maternal perinatal, neonatal, bayi dan balita. Pandemik COVID-19 selama kurun waktu 2 tahun menyebabkan peningkatan kematian maternal yang signifikan sampai dengan 58,3% atau sebanyak 14 kasus pada tahun 2021 sebagai akibat dampak langsung dan tidak langsung pandemik. Permasalahan ini tentunya akan semakin memperumit masalah kematian maternal selain penyebab klasik kematian lain yang meliputi perdarahan, eklamsia dan infeksi.(stw)