dr. Aditya Zulfikar, Sp.OG : Pengelolan Pasien Preeklamsia Dapat Menurunkan AKI di Kutai Kartanegara.


28, Apr 2022    Estimasi baca < 5 Menit

Tenggarong,DinkesKukarNews - Dinkes Kukar mengadakan pertemuan peningkatan kapasitas petugas kesehatan melalui metode duck and duckling bagi Bidan Koordinator Puskesmas dan Penanggung Jawab Program Anak dari 32 Puskesmas Kabupaten Kutai Kartanegara, Senin, (25/04), di Hotel Aston Samarinda. Duck n duckling merupakan inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Terinspirasi filosofi bebek dan anak bebek, Bagaimana Ibu menjadi pemimpin, pembimbing sekaligus Pengayom bagi anak-anaknya untuk belajar mengarungi kehidupan. Maka dalam konsep maternal ini, dokter spesialis kandungan dan kebidanan serta Spesialis Anak berperan sebagai ibu yang memimpin, membimbing sekaligus mengayomi bidan-bidan puskesmas Kutai Kartanegara dalam penanganan permasalahan Maternal dan perinatal. Metode ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2019 atau 3 tahun yang lalu. Bentuk metode Duck and Duckling bermacan - macam mulai dari pelatihan, pertemuan, seminar workshop dan kegiatan lain yang menempatkan bidan sebagai mitra kerja dan jejaring yang lain melengkapi dalam alur pelayanan kesehatan Maternal bagi FKTP dan FKTRL. Kegiatan peningkatan kapasitas bidan dengan metode duck n duckling berlangsung selama tiga hari, Mulai tanggal 25 sampai 27 April 2022, diikuti Bidan koordinator Puskesmas dan penanggung jawab program anak dari 32 Puskesmas Kabupaten Kutai Kartanegara, Kegiatan dimulai dengan sambutan kepala dinas kesehatan sekaligus membuka kegiatan dan dilanjutkan dengan pemaparan kebijakan pemerintah dalam upaya penurunan AKI dan AKB oleh sekretaris Dinas Kesehatan ibu Ismi Mufidah. SKM, MPH. Narasumber yang diundang adalah dr Aditya Zulfikar, SPOG yang memberikan materi tentang penanganan kasus Preeklamsi berat dan hemoragik post partum serta dr. M. Buchori Sp. A, M.Sc yang memberikan materi tentang resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Kegiatan peningkatan kapasitas petugas melalui metode duck and duckling berangkat dari masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang masih tinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Rasio AKI pada tahun 2021 sebesar 303/100000 KH. Angka ini hampir sama dengan rasio AKI Indonesia yakni 305/100000 KH berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) terakhir yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015. Begitu pula dengan penyebab kematian, penyebab kematian ibu berdasarkan data laporan rutin Pemantauan Wilayah Setempat (PWS - KIA) tahun 2021 menyebutkan bahwa dari 38 kasus kematian tersebar hampir merata di semua Puskesmas di mana 22 kasus kematian (67,89%) dikarenakan covid-19, dan ini meliputi lebih dari setengah kematian Maternal. Tantangan tidak hanya sampai disini penyebab kematian tidak langsung lainnya masih terdapat 9 kasus (23,68%) dengan penyebab Diabetes Melitus (DM), Tuberkulosis (TB) paru, CA Mamae dan infeksi. Sedangkan untuk Penyebab langsung kematian Maternal masih didominasi penyebab klasik kematian seperti eklamsia dan perdarahan sebanyak 7 kasus kematian. (stw)



Bagikan artikel ini :

Email Facebook Google LinkedIn Twitter Print